Hydrocephalus
apakah itu?
Berdasarkan
asal katanya hydrocephalus berasal
dari bahasa latin yaitu hydro berarti
air dan cephal yang berarti kepala.
Dalam dunia kedokteran hydrocephalus
di definisikan sebagai pembesaran yang
tidak normal dari sistem ventrikel otak akibat penumpukan cairan serebrospinal
yang berlebihan sebagai akibat adanya gangguan aliran, penyerapan, atau
peroduksi yang berlebihan . Banyak dari kita yang menyangka bahwa
hidrocephalus merupakan penyakit bawaan pada bayi yang ditandai dengan kepala yang membesar.
Sebenarnya hydrocephalus dapat terjadi pada orang dewasa. Tentu antara bayi dan
dewasa memiliki gejala dan tanda yang berbeda.
Sebelum
lebih lanjut membahas mengenai hydrocephalus, saya akan mencoba membahas
mengenai anatomi dari bagian otak yang berkaitan dengan hydrocephalus yaitu
sistem ventrikel. Berikut adalah skema
gambar dari sistem ventrikel.
Kalau
kita cermati untuk lebih gampangnya ventrikel merupakan rongga/ruangan di dalam
otak. Didalam rongga tersebut terdapat bentukan yang disebut plexus choroideus. Bentukan tersebut
memproduksi cairan otak yang disebut sebaga cairan serebrospinal. Manusia
memiliki 4 rongga didalam otaknya yaitu dua buah ventrikel lateralis, satu buah
ventrikel ke-3, dan satu buah ventrikel ke-4. Antara ventrikel lateralis dengan
ventrikel ke-3 dihubungkan oleh foramen (lubang) monroe, sedangkan antara
ventrikel ke-3 dengan ventrikel ke-4 dihubungkan oleh aquaductus sylvius. Cairan otak akan keluar ke selaput otak melalui
foramen (lubang) luschka dan mengendi. Kemudian akan diserap oleh villi arachnoidalis.
Hydrocephalus terjadi bila
terdapat sumbatan pada jalur pembuangan cairan serebrospinal sehingga terjadi
penumpukkan cairan di sistem ventrikel. Hydrocephalus karena mekanisme ini
disebut hydrocephalus non-communicans.
Mekanisme lain yang dapat menimbulkan hydrocephalus adalah produksi yang
berlebihan dari plexus choroideus atau
gangguan absorbsi (penyerapan). Hidrocephalus ini disebut communicans hydrocephalus. Pada bayi dibawah 2 tahun belum terjadi
perlekatan antara tulang tengkorak sehingga kepala dapat membesar oleh karena
penumpukan cairan serebrospinal. Sedangkan pada dewasa tidak terjadi pembesaran
kepala. Pembesaran rongga otak pada akhirnya akan mengecilkan masa otak sendiri
karena otak semakin tertekan.
Seperti sedikit
uraian di atas pada bayi kurang dua tahun dimana belum terjadi perlekatan antar
tulang tengkorak, kepala dapat membesar bila terjadi hydrocephalus. Tanda yang
paling nampak adalah bertambahnya lingkar kepala diatas normal. Tampak pula
perbandingan yang tidak proporsional antara wajah dan kepala, pembuluh darah
balik (vena) yang lebih terlihat di kepala, mata yang melirik ke bawah (setting sun appearance), muntah, dan
kejang.
Sedangkan pada
dewasa gejala yang nampak berupa nyeri kepala, mual, muntah, dan penurunan
kesadaran apabila berlangsung secara akut (mendadak). Apabila berlangsung
secara kronik (perlahan) maka gejala yang nampak pertama kali terdapat gangguan
berpikir misal pada anak sekolah prestasi menurun dan sulit berkonsentrasi.
Kemudian muncul keluhan nyeri kepala yang prograssif, gangguan mental, gangguan
mengingat, perubahan perilaku, hingga akhirnya tampak seperti orang dementia (pikun).
Apakah hydrocephalus dapat
disembuhkan?
Pada
pasien hydrocephalus pada dasarnya untuk mencapai kesembuhan seratus persen
sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam menentukan letak
sumbatan ataupun lokasi sumbatan yang tidak dapat dijangkau dengan pembedahan.
Pembedahan merupakan modalitas utama dalam penangan hydrocephalus. Pembedahan
dapat dilakukan berupa 3rd
ventrikulostomy (membuka lubang ventrikel 3 ) atau (shunt) pengalihan saluran cairan otak.
Hanya sedikit kasus yang dapat dilakukan
ventrikulostmy. Sebagian besar pada pasien hydrocephalus dilakukan pemasangan shunt. Pengalihan cairan yang paling
sering adalah ventrikuloperitoneal shunt.
Artinya cairan otak dialihkan dari ventrikel (rongga otak) menuju ke
ronggga perut. Pengobatan dengan obat tidak
memberikan hasil yang bagus. Oleh karena itu bedah merupakan pilihan pertama.
Semakin cepat dilakukan tindakan pembedahan, semakin banyak masa otak yang
dapat diselamatkan.